Senin, 01 Juni 2009

Rahasia Tetap Semangat di Tempat Kerja

Rahasia Tetap Semangat di Tempat Kerja

Rutinitas yang statis seringkali menimbulkan kejenuhan. Sebaiknya tidak boleh kita biarkan berlarut-larut. Kejenuhan yang dibiarkan mengendap dapat merusak kualitas kerja dan mengganggu secara psikologis. Paling tidak, ada 6 hal yang perlu dilakukan untuk mengatasi kejenuhan :

1. Tambah pengetahuan anda
Perluaslah pengetahuan dengan cara, terus belajar terhadap hal-hal baru. Menimba ilmu tidak harus melalui sebuah instansi. Tapi [...]
Tips [Semua artikel...]
28 May, 2009

Raih Pekerjaan Impian via Wawancara Telepon

Wawancara via telepon seringkali dilakukan antara pewawancara dan pelamar pekerjaan. Penyebabnya bisa bermacam-macam. Mungkin Anda melamar pekerjaan di luar negeri, atau pihak yang berwenang mewawancara kebetulan memang berpusat di negara tertentu. Wawancara telepon bisa juga dilakukan sebagai sarana penyaring awal, untuk menyempitkan kelompok kandidat sebelum mengundang mereka langsung untuk wawancara tatap muka.
Namun meskipun hanya dilakukan [...]
Inspirasi [Semua artikel...]
1 June, 2009

Dari Pedagang Asongan Jadi Pengusaha Sukses (bag 2)

Perlahan tapi pasti, tabungan Wildan mulai terkumpul. Tabungan ini kemudian ia jadikan modal membuka bengkel knalpot dan mesin penyejuk udara alias air conditioner (AC). “Waktu itu, abang Saya juga sudah lebih dulu membuka bengkel yang sama, tidak jauh dari bengkel saya. Lalu, kami patungan mendirikan bengkel, saya ditugasi untuk mengelolanya,” ujar Wildan.

artikel menarik SEPUTAR DUNIA KERJA

Karir Mentok? Sudahkah Berinvestasi pada Diri Sendiri?
Seorang salesman sukses datang pada saya: “Perusahaan ini maunya apa, sih? Saya sudah bekerja selama 5 tahun, selalu mencapai target,
tidak pernah dinaikkan pangkat, malahan, target saya setiap semester dinaikkan.
Apa perusahaan mau menyaksikan kegagalan saya? Karir saya mentok di perusahaan ini....” .

Secara logis tidak ada perusahaan yang ingin “menggencet” karir seseorang, namun ada beberapa hal yang menyebabkan individu merasakan keterhambatan karir.
Bisa saja kompetensinya bagus dibidang penjualan, tetapi di bidang penyeliaan dan manajerial dia lupa mengembangkan diri.
Terkadang kita terlena pada rutinitas dan penghasilan tetap, sehingga merasa bahwa tidak ada jalan untuk membuat nilai tambah pada diri sendiri secara sadar dan terencana.
Tepat pada saat kita merasa ”helpless” itulah karir kita memang betul mentok.
Padahal sebagai profesional, kita harus berkembang bagaikan mesin yang selalu ter “tune up” dan siap menanggung beban tantangan terkini.
ARTIKEL menarik seputar dunia kerja

Yang jelas, sudah tidak jamannya lagi mengharapkan pihak lain, atau perusahaan bertanggungjawab atas pengembangan diri kita.
Jangan lagi berkata, ”Aduh, gimana tidak gatek...., perusahaan aja tidak memberi saya laptop”.
Atau,“Mana sempat kursus, lembur sampai malam dan sampai di rumah pun saya masih harus mengurus rumah tangga”.
Profesional yang berhasil adalah mereka yang meyakini bahwa tanggung jawab untuk masa depan dan pengembangan karir ada di tangan dirinya sendiri.
Lihatlah kenyataan bahwa orang yang karirnya menanjak punya kebiasaan luar biasa yang menyebabkan dirinya tidak berhenti”walk the extra mile” untuk berinvestasi di dalam dirinya.
Tidak jarang pula kita menyaksikan kenyataan bahwa beberapa profesional yang sudah mencapai usia lanjut tetapi tetap laku dan ”terpakai”.
Bila kita cermati baik baik, profesional senior ini memang belum berhenti ”mengisi” dirinya. Investasi pada diri sendiri, hukumnya: seumur hidup.

Investasi pada Wawasan dan Ketrampilan.
Kita tidak bisa tampil sebagai seorang yang lamban, sulit diajak berkompromi, keras kepala dan merasa bahwa kita sudah ”mumpuni”.
Sikap seperti itu adalah sikap dari profesional yang sudah akan lengser. Kita perlu tampil sebagai seorang yang terbuka, mau belajar dan bisa menyerap setiap isu dengan cepat.

- Cari Cara Kilat Perluas Wawasan : Bangun habituasi membaca dan optimalkan jaringan web untuk mencari tahu hal yang selama ini tidak ada sumbernya.
Gunakan teknik speed reading seperti scanning dan skimming, untuk menyerap bacaan dalam waktu singkat,
mengingat banyaknya materi bacaan sehubungan dengan industri dan profesi yang kita tekuni tidak bisa kita cerna semuanya.
Paksakan diri untuk mengingat dan mengotak atik data dan fakta karena sampai kapan pun seorang profesional perlu fakta dan data bila ingin mengambil keputusan
atau memecahkan masalah.

- Kuasai ”Soft Skill” melalui Mentor: Cara-cara komunikasi, negosiasi, persuasi memang bisa dibaca di buku.
Namun, cara yang paling baik adalah mem-”benchmark” langsung dari orang di sekitar kita.
Saya belajar untuk bersabar, dari tukang kebun saya, sebaliknya belajar ”memasang kuping”, meningkatkan kepekaan pendengaran dari si DJ putra tercinta.

Investasi pada Ketrampilan Manajerial
Ketrampilan manajerial tidak sama dengan ketrampilan teknis. Padahal inilah cikal bakal ketrampilan menuju jenjang manajemen top.
Satu-satunya jalan adalah mengambil kesempatan untuk belajar memimpin kelompok, mempraktekkan teknik-teknik manajerial,
dan menggunakan alat-alat manajemen seperti agenda, perencanaan, laporan, lembar kontrol dengan displin ketat sehingga cara kerja manajerial ini menjadi kebiasaan baru.

Hal yang juga kerap dianggap sepele adalah pengelolaan manusia.
Hanya melalui komunikasi efektif-lah seseorang bisa membuat orang lain bergerak, bekerja bahkan berkinerja.
Untuk itu latihan melakukan negosiasi, briefing, coaching dan counseling harus dikuasai sedini mungkin.
Hanya dengan ketrampilan inilah seseorang bisa menguasai teknik teknik ”bekerja melaui tangan orang lain” .

Investasi pada Portfolio Sosial
Ada professional yang bila ditanyai berapa relasi yang dia ingat, di dalam maupun di luar perusahaan, hanya bisa menghitung sampai angka 20.
Bandingkan dengan profesional yang mempunyai ratusan relasi, keluarga, kerabat, tetangga, teman, atasan, manajemen top.
Portofolio sosial kita terdiri dari bukan orang yang kita kenal, tetapi orang yang kenal dan mengingat kita.

Investasi pada Perangkat Kerja
Kita perlu bisa diakses dan perlu berkomunikasi diluar waktu kerja biasa.
Sudah tidak jamannya lagi, kita dengar seorang beralasan: “ oh telpon saya low bat “
Bisa saja orang berkomentar terhadap sikap kita: ”Masakan mengelola batere satu telpon saja tidak bisa...”.
Mengoptimalkan fungsi ponsel, komputer, dan perangkat kerja lainnya merupakan suatu keharusan.

Investasi pada Kebugaran Diri
Sediakanlah waktu yang cukup untuk berolahraga, menjaga asupan makanan, menjalani dengan baik pola hidup sehat.
Demi kebugaran jiwa, ciptakan waktu untuk berkontemplasi, merenung dan menjalankan ibadah sehingga menjadikan diri kita bugar jiwa bagaikan batere yang di ”charge” kembali.

Mulailah berinvestasi pada diri sendiri, maka orang lainpun tidak akan ragu berinvestasi pada kita.
__________________

Mengenal e-dukasi.net

Mengenal e-dukasi.net

Apa itu e-dukasi.net?

e-dukasi.net adalah portal pembelajaran yang dikembangkan oleh Pustekkom dan dirancang sedemikian rupa sehingga dapat memfasilitasi terjadinya distribusi informasi pendidikan sebagai sumber belajar dan komunikasi serta kolaborasi antarsekolah melalui media internet. Jadi, e-dukasi.net hadir sebagai suatu upaya mendayagunakan internet untuk meningkatkan mutu pendidikan. e-dukasi.net dapat diakses secara gratis melalui url http://www.e-dukasi.net oleh siapa saja, kapan saja dan dimana saja.
e-dukasi.net dikembangkan untuk memfasilitasi berbagai hal dengan tujuan agar:
1. terjadi penyebaran dan pertukaran beragam bahan belajar dan informasi pendidikan;
2. terjadi komunikasi serta kolaborasi antarsekolah, yakni antara suatu sekolah dengan sekolah lain, guru dengan guru lain, siswa dengan siswa lain maupun kombinasi dari kesemuanya.

Mengapa e-dukasi.net?
Alasan pertama adalah untuk menjawab adanya kenyataan bahwa sampai dengan tahun 2002, sulit sekali ditemukan berbagai bahan belajar berbasis web yang berbahasa Indonesia dan sesuai dengan kurikulum. Saat itu, beberapa website pendidikan telah dikembangkan diantaranya adalah ”Sekolah Online”, ’guru Online’. ’Jaringan Informasi Sekolah’, dan lain-lain. Tapi, sebagian besar belum menyediakan bahan belajar (content) yang sesuai dengan kurikulum. Alasan kedua, internet memungkinkan untuk dapat mendistribusikan informasi dengan cepat tanpa mengenal ruang dan waktu. Oleh sebab itu, pengalaman (best practices), ide, peristiwa/berita atau informasi lain berkaitan dengan pendidikan dan atau pembelajaran yang berasal dari suatu sekolah, guru, ahli dan lain-lain juga memungkinkan didistribusikan dengan cepat melalui internet. Alasan ketiga, dengan media internet, tidaklah mustahil antara guru dengan guru di sekolah yang berbeda, antara ahli, siswa dengan guru di tempat berbeda dapat saling berkomunikasi baik secara langsung (synchronous) maupun tertunda (asynchronous) untuk mendiskusikan suatu topik/tema tertentu. Sehingga pertukaran pengetahuan dapat terjadi dan terdistribusi dengan cepat ke banyak sasaran secara efisien.
E-dukasi.net dirancang untuk dapat melakukan hal ini. Terjadinya pertukaran informasi yang mudah dan cepat tanpa terbatas oleh ruang dan waktu melalui portal e-dukasi.net ini memungkinkan terjadinya komunitas masyarakat informasi (knowledge-based society) dalam lingkup sekolah atau komunitas pendidikan di Indonesia. Ketiga alasan tersebut di atas merupakan tujuan utama (ultimate goal) yang melandasi pengembangan e-dukasi.net sebagai salah satu portal pendidikan di Indonesia yang akan turut memberikan kontribusi dalam mendorong masyarakat berpengetahuan (knowledge-based society).

[Artikel selengkapnya : artikel2007121806125643MENGENAL e-dukasi.net - wes.doc]

Di Era Global, Sumber Belajar Yang Mendatangi Peserta Didik

Di Era Global, Sumber Belajar Yang Mendatangi Peserta Didik

Pada umumnya, apabila seseorang ingin mengetahui sesuatu, maka ia dapat saja pergi menemui seseorang yang dinilai mengetahui atau menguasai yang ingin diketahuinya. Atau, orang tersebut pergi ke toko buku atau perpustakaan untuk mencari buku yang dapat memberikan informasi tentang sesuatu yang ingin diketahuinya. Secara singkat dapat dikatakan bahwa oranglah yang harus aktif pergi mencari sumber berita atau sumber belajar di berbagai tempat. Masih beruntung apabila pada akhirnya dapat menemukan sumber berita atau sumber belajar.

Di lingkungan pendidikan, peserta didiklah yang harus aktif pergi ke sekolah agar dapat bertemu dengan sumber belajar yang berupa guru misalnya. Di sekolah juga, peserta didik dapat menemukan beberapa sumber belajar lainnya, seperti: peta, globe, buku, dan berbagai jenis media pembelajaran lainnya. Dalam kegiatan pembelajaran yang pada umumnya terjadi adalah bahwa peserta didik yang aktif mendatangi sumber belajar. Apakah mungkin terjadi yang sebaliknya, yaitu peserta didik yang didatangi oleh sumber belajar? Bagaimana mungkin dapat terjadi sumber belajar yang mendatangi peserta didik?

Di era global ini, siapapun dapat mengamati bahwa seorang anak yang ingin belajar di Sekolah Dasar (SD) misalnya, ia harus datang ke SD. Artinya, anak atau peserta didiklah yang mendatangi SD karena di SD tersedia berbagai sumber belajar, seperti guru, buku-buku, dan berbagai media pembelajaran lainnya. Hal yang sama juga terjadi bagi anak yang ingin belajar di SMP, SMA, dan SMK. Keadaan yang demikian ini yang lazim terjadi. Yang menjadi pertanyaan adalah “Apakah tidak memungkinkan di era global yang serba teknologis ini, seorang anak tidak perlu harus datang ke SD atau TK untuk belajar?”. “Apakah dimungkinkan bagi sang anak untuk tinggal di rumah tetapi berbagai sumber belajar datang menghampirinya sehingga di tetap dapat belajar?”.

Pengalaman negara Australia di bidang pendidikan dengan persebaran penduduk yang sangat berjauhan dan jarang dapat dijadikan sebagai contoh tentang potensi teknologi. sehingga tidak semua anak dapat datang dan belajar di Sekolah yang disediakan oleh Pemerintah atau institusi pendidikan lainnya. Anak-anak usia Taman kanak-Kanak terpaksa tidak dapat mengikuti kegiatan pembelajaran di Sekolah Taman Kanak-Kanak yang ada. Demikian juga halnya dengan anak-anak pada usia pendidikan yang lebih tinggi. Tidak semua mereka ini dapat datang dan belajar di sekolah setiap hari. Artinya, yang menjadi kendala adalah apabila anak harus mendatangi sumber belajar secara rutin setiap hari. Apa solusi yang dilakukan oleh pemerintah Australia?

Kemajuan teknologi telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan sehari-hari manusia. Kemajuan teknologi juga telah memberikan berbagai kemudahan dalam kehidupan sehari-hari manusia termasuk dalam kegiatan pembelajaran. Pemerintah Australia mengoptimalkan pemanfaatan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk membelajarkan para warga negaranya yang karena kondisi geografis dan persebaran penduduk yang terpencar-pencar dan saling berjauhan. Dengan dukungan TIK, pemerintah Australia menghadirkan berbagai sumber belajar yang mendatangi peserta didik mulai dari TK. Bagaimana mungkin anak TK dapat belajar melalui pemanfaatan TIK?

Pemerintah Australia memberikan kredit kepada keluarga yang membutuhkan perangkat TIK untuk mendukung terlaksananya kegiatan pembelajaran. Pelatihan tentang cara-cara pemanfaatan perangkat TIK diberikan kepada anggota keluarga, baik orang tua maupun orang dewasa yang ada. Agar anak-anak usia TK dapat belajar sebagaimana layaknya teman-temannya di Sekolah Taman Kanak-Kanak, maka lembaga penyelenggara pendidikan TK memberikan layanan kegiatan belajar kepada anak-anak TK melalui orang dewasa yang ada atau tinggal serumah dengan menggunakan perangkat TIK.
Melalui perangkat TIK, orangtua anak dibimbing tentang berbagai hal yang harus dilakukan untuk membelajarkan anaknya yang berusia TK. Apabila ada masalah, orangtua juga dapat mendiskusikannya dengan pihak pengelola pendidikan TK secara jarak jauh melalui perangkat TIK yang telah ada. Pada dasarnya, orangtua atau orang dewasa yang dekat dengan sang anak yang berusia TK yang melakukan kegiatan pendidikan/pembelajaran. Sumber belajar yang datang menghampiri sang anak melalui orangtua atau orang dewasa yang dekat dengan sang anak melalui penggunaan perangkat TIK.

Pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi di mana anak telah mampu memanfaatkan sendiri perangkat TIK, maka anak dapat secara langsung berinteraksi dengan sumber belajar. Untuk belajar, anak tidak perlu meninggalkan tempat tinggalnya menuju sekolah yang ada, yang jarak tempuhnya cukup lama. Hanya saja, untuk pengembangan aspek sosial anak, maka lembaga pengelola pendidikan secara berkala (setiap akhir semester atau akhir tahun ajaran) mengundang semua peserta didik untuk berkumpul dan tinggal bersama serta belajar bersama.

Bagaimana keadaannya di Indonesia? Apakah contoh pengalaman pemerintah Australia memanfaatkan TIK di bidang pendidikan dapat diterapkan di Indonesia, khususnya bagi daerah-daerah yang penduduknya terpencar-pencar, jarang dan tinggal berjauhan? Model pendidikan dengan memanfaatkan TIK telah juga diterapkan di Indonesia tetapi implementasinya tidak sama dengan yang diterapkan di Australia. Esensinya adalah mendatangkan sumber belajar ke tempat peserta didik. Melalui dukungan kemajuan TIK telah memungkinkan Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom)-Departemen Pendidikan Nasional menghadirkan berbagai sumber belajar ke tempat peserta didik berada. Hal ini berarti bahwa bukan lagi peserta didik yang mendatangi sumber belajar tetapi sumber belajarlah yang mendatangi peserta didik.

Salah satu tugas Pustekkom-Depdiknas adalah mengkaji, merancang, mengembangkan, dan mendiseminasikan berbagai sumber belajar yang dapat mendatangi peserta didik di mana pun mereka berada. Kemampuan Pustekkom-Depdiknas menghadirkan sumber belajar yang mendatangi peserta didik telah berlangsung lama, yaitu sejak dimulainya program siaran radio pendidikan dan siaran televisi untuk pembinaan watak.

Beberapa di antara jenis sumber belajar yang dihasilkan Pustekkom yang telah dirancang sedemikian rupa sehingga memungkinkan menghampiri peserta didik adalah program pembelajaran yang disajikan melalui siaran Televisi Edukasi (TVE), EdukasiNet, dan Siaran Radio Pendidikan (SRP). Menghadirkan sumber belajar mendatangi peserta didik memang membutuhkan ketersediaan fasilitas pemanfaatan di tempat peserta didik berada, seperti monitor TV, komputer dengan akses internet, dan pesawat radio.

Salah contoh dari produk Pustekkom-Depdiknas adalah film serial Aku Cinta Indonesia (ACI) Jilid II yang bertemakan pendidikan sejarah perjuangan bangsa (PSPB). Film serial ACI ini ditayangkan secara nasional setiap minggu oleh stasiun TVRI sehingga di mana pun peserta didik berada, sejauh mereka mempunyai pesawat televisi dapat menangkap siaran TVRI, maka ini berarti bahwa sumber belajar telah datang menghampiri peserta didik di tempatnya. Peserta didik tidak perlu bersusah payah pergi ke berbagai tempat untuk mendapatkan sumber belajar mengenai sejarah perjuangan bangsa.

Contoh lainnya lagi yang dilaksanakan Pustekkom-Depdiknas adalah materi pelajaran untuk penataran para guru-guru SD yang ditayangkan melalui siaran radio. Dengan menggunakan fasilitas radio transistor sederhana, para guru SD dapat berinteraksi dengan sumber belajar yang berupa siaran radio pendidikan. Artinya, sumber belajar yang mendatangi para guru di tempatnya.

Satu contoh lainnya lagi adalah pengembangan sumber belajar yang disajikan melalui media internet. Berbagai materi pelajaran atau pengetahuan populer yang dirancang dan dikemas ke dalam media internet dapat diakses, baik oleh peserta didik maupun masyarakat pada umumnya di mana pun mereka berada. Persyaratannya adalah ketersediaan fasilitas komputer yang terkoneksi dengan internet. Peserta didik yang mempunyai komputer terkoneksi dengan internet, maka mereka dapat belajar di rumah mereka masing-masing karena sumber belajar menghampiri atau telah hadir di lingkungan mereka.

Untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap tentang berbagai jenis sumber belajar yang dikembangkan oleh Pustekkom, website yang tepat untuk dikunjungi adalah: http://www.pustekkom.go.id atau http://www.depdiknas.go.id atau http://www.tvedukasi.or.id atau http://www.e-dukasi.net atau email ke: info@pustekkom.go.id

Departemen Pendidikan Nasional melalui Pustekkom telah melakukan berbagai upaya untuk dapat menghadirkan berbagai sumber belajar sehingga tersedia di lingkungan kehidupan sehari-hari peserta didik. Dalam kaitan ini, yang diperlukan adalah sosialisasi keberadaan berbagai sumber belajar tersebut sehingga dapat diketahui oleh peserta didik. Dengan tersebarluasnya informasi tentang sumber belajar yang tersedia yang dapat diakses di manapun peserta didik berada, maka diharapkan peserta didik akan dapat mengoptimalkan pemanfaatannya. Dalam kaitan ini, ada satu hal yang kemungkinan dapat menjadi tantangan yaitu bagaimana menyediakan fasilitas yang diperlukan peserta didik untuk dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber-sumber belajar yang telah ada di lingkungan mereka.

4 Langkah Praktis untuk Meraih Impian Anda

4 Langkah Praktis untuk Meraih Impian Anda

Teknik pikiran “Repetitive Writing” atau “Penulisan Berulang”. Teknik pikiran ini sejujurnya mudah untuk membuat Anda bosan melakukannya, namun keuntungannya jauh lebih penting daripada investasi waktu Anda selama 10 menit untuk melakukannya setiap hari. Menuliskan harapan kita berulang-ulang akan mempengaruhi secara mendalam pikiran bawah sadar kita. Teknik ini berguna untuk menanamkan afirmasi dan membuat kondisi ideal.
Bila kita membahas tentang Teknik Penulisan Berulang maka dalam pikiran kita akan terbayang seorang guru Sekolah Dasar yang memerintahkan muridnya untuk menulis 100 kali “Saya tidak akan berbicara lagi di dalam kelas” untuk mendisiplinkan muridnya. Apa yang dilakukan oleh guru tersebut hampir benar.
Mengapa dikatakan HAMPIR benar? Guru tersebut sekilas tampak seperti sedang menanamkan afirmasi pada muridnya, namun seperti kekeliruan yang dilakukan banyak orang dalam menuliskan afirmasi: penyusunan kalimat yang tidak tepat. Ia berfokus pada hal yang negatif.
Seperti yang sudah kita ketahui, pikiran bawah sadar bekerja berdasarkan gambar dan tidak dapat memproses kata negatif seperti ‘jangan’, ‘tidak’ atau ‘tidak dapat’. Ketika murid tersebut menuliskan, “Saya tidak akan berbicara lagi di dalam kelas,” maka pikiran bawah sadarnya membawa gambar tentang dirinya dan berbicara lagi di dalam kelas, dan dia justru mulai menanamkan dengan kuat tingkah laku yang sedang diusahakan untuk diubah.
Maksud baik Sang Guru ternyata justru menekankan pada tingkah laku yang ingin diubah. Tebaklah apa yang terjadi pada hari berikutnya! Kelas justru akan semakin ribut.
Lalu bagaimana cara guru mendisiplinkan muridnya? Menulis berulang “Saya bersikap tenang di dalam kelas” pasti akan menghasilkan suasana kelas yang jauh berbeda.
Maka marilah kita gunakan informasi ini untuk penerapan yang praktis!
4 Langkah Sangat Praktis untuk Membuat Penulisan Berulang Anda yang dapat Anda lakukan adalah sebagai berikut:
Langkah 1: Pilihlah maksimal 3 sikap yang ingin Anda ubah. Idealnya, Anda memilih dan fokus pada satu saja tingkah laku sampai Anda lihat efek dari afirmasi Anda menjadi kenyataan, Anda dapat memulai dengan tujuan yang baru. Jika anda ingin mempercepat proses, ambillah tujuan yang sama dengan teknik pikiran Menanamkan Afirmasi yang Anda lakukan.
Langkah 2: Yakinlah bahwa Anda telah menyusun kalimat dengan benar. Ini adalah langkah sama yang Anda harus gunakan ketika Anda ingin menciptakan afirmasi Anda. Ingat! Kalimat Anda harus bersifat perseorangan atau pribadi, harus kalimat positif dan harus kalimat kondisi saat ini.
Langkah 3: Belilah sebuah buku tulis! Menggunakan buku tulis untuk menuliskan kalimat afirmasi Anda jauh lebih efektif daripada menggunakan lembaran kertas biasa. Letakkan buku ini di suatu tempat yang mudah Anda lihat atau jangkau! Ini mempermudah Anda untuk mengingatkan bahwa Anda harus menuliskan kalimat afirmasi setiap pagi dan malam.
Langkah 4: Tulislah tanggal pada bagian atas halaman dan tuliskan kalimat afirmasi Anda berulang-ulang pada setiap baris sampai penuh satu halaman. Rata-rata buku tulis memiliki baris antara 25 - 30 baris. Jumlah baris tersebut sangat cukup. Menuliskan harapan Anda berulang-ulang akan sangat jauh mempengaruhi pikiran bawah sadar Anda.
Lakukan 4 langkah ini setiap pagi saat bangun dan setiap malam sebelum tidur. Sekali pikiran bawah sadar Anda menyerap sepenuhnya pernyataan afirmasi yang ingin Anda tanamkan dan memberikan kepada Anda alat untuk membuat segala sesuatunya menjadi nyata, akankah Anda mulai melakukan teknik ini untuk hasrat Anda selanjutnya?
Sumber: okkysulistijo.com (NS)

Kamis, 28 Mei 2009

PENTINGNYA PROGRAM PENDIDIKAN ANTI KEKERASAN

PENTINGNYA PROGRAM PENDIDIKAN ANTI KEKERASAN
Perilaku kekerasan semakin hari semakin nampak, dan sungguh sangat mengganggu ketenteraman hidup kita. Jika hal ini dibiarkan, tidak ada upaya sistematik untuk mencegahnya, tidak mustahil kita sebagai bangsa akan menderita rugi oleh karenanya. Kita akan menuai akibat buruk dari maraknya perilaku kekerasan di masyarakat kita baik dilihat dari kacamata nasional maupun internasional.

Saat ini kita sebagai bangsa sudah dituding oleh beberapa Negara lain sebagai sarang teroris, terlepas dari benar tidaknya tudingan itu. Dalam era global seperti saat ini arus Informasi, orang, produk, jasa, amat sangat bebas, tidak bisa dibendung lagi. Keadaan ini juga akan mendorong suburnya perilaku kekerasan dalam masyarakat kita. Melalui arus informasi, produk, jasa, yang bebas itulah pesan-pesan kekerasan ikut masuk ke dalam sistem kehidupan masyarakat kita secara tidak sadar, bagaikan aliran darah dalam tubuh kita: mengalir dan beredar tanpa henti, tetapi tak pernah kita sadari.

Perilaku kekerasan tidak mungkin terjadi dengan tiba-tiba. Sese-orang menampilkan perilaku itu merupakan hasil belajar juga, baik secara langsung maupun tidak langsung. Jika demikian halnya, pendidikan kita harus peduli terhadap upaya untuk mencegah perilaku kekerasan secara dini melalui program pendidikan agar budaya damai, sikap toleransi, empati, dan sebagainya dapat ditanamkan kepada peserta didik semenjak mereka berada di tingkat pendidikan pra sekolah maupun pada tingkat pendidikan dasar. Upaya pencegahan kekerasan melalui program pendidikan amat penting, jika kita mengacu hasil Penelitian Komisi Carnigie untuk Pencegahan Konflik yang Mematikan baru-baru ini. Komisi itu menyimpulkan hasil penelitiannya: (1) berbagai bentuk konflik yang mematikan bukan tidak mungkin untuk dapat dihindarkan; (2) kebutuhan untuk mencegah conflik yang mematikan semakin urgen; dan (3) pen-cegahan konflik yang mematikan adalah sangat mungkin untuk dapat dilakukan. Namun, persoalan yang sering dihadapi dalam pencegahan konflik yang kemudian berakibat munculnya berbagai bentuk kekerasan ialah dibiarkannya konflik itu terjadi tanpa ada upaya pencegahan yang bersifat kultural, edukatif, dan pedagogis. Dunia ini dalam keadaan bahaya bukan karena adanya kelompok orang tertentu melakukan berbagai kekerasan, tetapi justru disebabkan oleh orang-orang yang tahu adanya berbagai kekerasan tetapi tidak melakukan pencegahan apapun.

Dunia pendidikan sangat memungkinkan untuk membudayakan pemecahan konflik yang akhirnya dapat mencegah perilaku kekerasan. Secara teoritik ada banyak cara untuk memecahkan konflik seperti: menyerah begitu saja dengan segala kerendahan hati, melarikan diri dari persoalan yang mengakibatkan konflik, membalas musuh dengan ke-kuatan dan kekerasan yang jauh lebih dahsyat, menuntut melalui jalur hukum, dsb. Cara-cara tersebut sering tidak efektif, dan selalu ada yang menjadi korban. Saat ini ada gerakan pemecahan konflik yang kemudian sering disebut dengan Alternative Dispute Resolution (ADR). Dalam perkembangannya, ADR kemudian juga lebih populer disebut dengan conflict resolution (Resolusi Konflik). Bentuk-bentuk Resolusi Konflik inilah yang perlu kita jadikan sebagai program pendidikan integratif agar para siswa sebagai calon pewaris dan generasi penerus tata kehidupan masyarakat memiliki budaya damai dan mampu menegakkan perilaku anti kekerasan. Hanya melalui generasi penerus yang mampu menegakkan budaya damai dan anti kekerasanlah kita akan berhasil membangun masyarakat masa depan yang bisa tumbuh secara beradab dan demokratis. Sebaliknya generasi penerus yang tidak mampu melakukan resolusi konflik akan terdorong ke kawasan kehidupan masyarakat yang anarkis dan dalam jangka panjang masyarakat yang demikian itu akan terisolir dari percaturan global.

Berbagai bentuk resolusi konflik yang dapat diintegrasikan dalam program pendidikan antara lain: (1) negosiasi; (2) mediasi; (3) arbitrasi; (4) mediasi-arbitrasi; (5) konferensi komunitas; dan (6) mediasi teman sebaya. Negosiasi merupakan salah satu bentuk resolusi konflik yang dapat dilakukan dengan cara berdiskusi antara dua atau lebih orang yang terlibat dalam konflik kekerasan dengan tujuan utama untuk mencapai kesepakatan-kesepakatan.

Mediasi adalah sebuah proses yang bersifat sukarela dan rahasia yang dilakukan oleh pihak ketiga yang netral untuk membantu orang-orang mendiskusikan dan menegosiasikan persoalan-persoalan yang amat pelik dan sulit agar tercapai kesepakatan sehingga konflik yang membawa berbagai bentuk kekerasan dapat dihindarkan. Langkah-langkah penting dalam mediasi sebagai salah satu bentuk dari resolusi konflik ialah: pengumpulan informasi, perumusan masalah secara jelas dan jernih, pengembangan berbagai opsi, negosiasi, dan formulasi kesepakatan. Bentuk Resolusi Konflik ketiga, arbitrasi, merupakan proses yang mana pihak ketiga yang netral mengeluarkan keputusan untuk menyelesaikan konflik setelah ia mengkaji berbagai bukti dan mendengarkan berbagai argumen dari kedua belah pihak yang sedang terlibat dalam konflik.

Selanjutnya, mediasi-arbitrasi merupakan sebuah hibrid yang mengkombinasikan antara bentuk mediasi dan arbitrasi. Artinya, sejak awal para pihak yang terlibat dalam konflik mencoba untuk melakukan pemecahan melalui mediasi, tetapi jika tdak ditemukan pemecahannya kemudian mereka menempuh cara arbitrasi. Bentuk Resolusi Konflik yang kelima, konferensi komunitas, merupakan dialog yang terstruktur dengan melibatkan semua unsur dan atau anggota masyarakat (pelaku kekerasan, korban, keluarga, para sahabat, dsb.) yang mengalami dan menderita akibat dari dari adanya kekerasan kriminal. Semua unsur masyarakat saling memberi kesempatan untuk menyatakan posisinya, persaannya, persepsinya, terhadap kekerasan yang sudah terjadi, dan bagaimana usul mereka untuk menyelesaikan persoalan yang ada itu.

Akhirnya, mediasi teman sebaya merupakan salah satu bentuk resolusi konflik di mana dalam proses itu anak-anak muda bertindak sebagai mediator untuk membantu menyelesaikan pertikaian di antara teman-teman sejawat mereka. Dalam konteks ini para siswa dapat dilatih dan diawasi oleh guru atau orang dewasa lain dalam melaksanakan perannya sebagai mediator. Dengan cara ini para siswa dapat mem-pelajari budaya damai dan budaya anti kekerasan dengan cara melibatkan diri dalam persoalan riil yang dihadapi oleh para rekan sejawat mereka.
Persoalannya sekarang ialah, bagaimana caranya mendidikkan berbagai bentuk resolusi konflik itu kepada para siswa kita. Untuk ini kita dapat menggunakan pendekatan simulasi, bermain peran, observasi, penangaanan kasus, dsb. agar para siswa memiliki pengalaman nyata untuk melibatkan diri dalam menyosialisasikan gerakan anti kekerasan. Dengan demikian, untuk mendidik siswa agar bisa menerima gagasan dan perilaku anti kekerasan, berbagai bentuk resolusi konflik sebagaimana dijelaskan di atas perlu diperkenalkan kepada siswa dalam proses belajar-mengajar di kelas secara terintegrasi, bukan secara monolitik.

Hal ini berarti kita tidak perlu kurikulum secara khusus. Cukup guru memiliki kepedulian dan komitmen yang kuat untuk menanamkan sikap dan nilai anti kekerasan kepada para siswa dengan cara mengajarkan berbagai bentuk resolusi konflik secara terintegrasi dengan bidang studi yang relevan dengan sifat dan hakikat resolusi konflik yang dikonseptualisasikan. Dengan cara ini maka dalam jangka panjang para siswa kita memiliki nilai dan perilaku anti kekerasan. Kalau hal ini dapat dilaksanakan, sungguh kita sebagai bangsa akan memiliki generasi penerus yang santun dalam berperilaku, cerdas dalam berpikir, dan toleransi terhadap berbagai pluralitas yang ada di Republik ini.

ArtIKeL PenDiDikaN

ARTIKEL PENDIDIKAN

Pengembangan pendidikan berwawasan kewirausahaan sejak usia dini
Ditulis Oleh Joko Strisno
Upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia telah lama dilakukan. Berbagai program dan inovasi pendidikan seperti penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku ajar dan buku referensi lainnya, peningkatan mutu guru dan tenaga kependidikan dan masih bayak hal lagi yg dilakukan. Namun sampai saat ini mutu pendidikan masih kurang memenuhi harapan.

Pemberdayaan Sekolah Berwawasan ImTaq
Ditulis Oleh Dikdasmen Depdiknas
Keimanan dan ketaqwaan siswa merupakan core tujuan pendidikan nasional. Untuk mencapai tujuan tersebut, lembaga pendidikan sekolah yang efektif dinilai merupakan salah satu wahana yang sangat efektif untuk mencapai tujuan pendidikan, dengan alasan karena melalui proses pendidikan di sekolah peserta didik akan memperoleh bukan saja aspek pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga sikap.